Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar melaksanakan Sosialisasi Pelestarian Naskah Kuno dengan tema "Naskah Kuno Sebagai Warisan Budaya Bangsa" dalam rangka kegiatan  Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyimpanan, Perawatan, Pelestarian, dan Pendaftaran Naskah Kuno, Rabu (24/09/2025). Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Hamzah Fanshuri Damanik, S.SSTP, M.Si. mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang nilai sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam naskah kuno, selain itu agar masyarakat memahami upaya pelestarian dan digitalisasi naskah kuno tetap terjaga untuk generasi yang akan datang

Acara dibuka oleh Staf Ahli Pembangunan yang mewakili Walikota Pematangsiantar, yang membacakan sambutan tertulis Walikota menyampaikan bahwa naskah kuno merupakan warisan dokumenter bangsa yang menyimpan pengetahuan, nilai budaya spritualitas, serta sejarah intelektual yang sangat berharga di balik lembar-lembar naskah tersebut terekam perjalalanan panjang peradaban nusantara yang mencerminkan identitas, jati diri, dan kebijakan leluhu bangsa Indonesia.

Kemudian dilanjutkan dengan narasumber pertama, yaitu Mehamed Br Karo, Tenaga ahli aksara dan penerjamah naskah kuno Batak di Museum Negeri Sumatera Utara, yang berbidara tentang koleksi 242 naskah kuno Melayu, Batak dan Pustaha Laklak di Museum Sumatera Utara, ditulis ditulis di atas kayu, tulang, batu, kertas, bambu dan kayu yang berisi tentang berbagai halo bat-obatan, ajaran filsafat, penanggalan, senandung dll, wajib dilestariakan agar tidak punahhilang karena faktor usia, oleh karena itu perlu didigitalisasi dan duplikatkan.

Serta Narasumber kedua,  Prof. Dr. Hisarma Saragih, M.Hum yang merupakan Dosen Universitas Simalungun, yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) memaparkan tentang naskah kuno (manuskrip) bagian dari identitas bangsa, juga merupakan warisan budaya benda (tangible), merupakan sebuah karya tulisan tangan yang berwujud.

Sosialisasi ini mengundang sejarahwan, Dosen, OPD terkait, Pengelola Perpustakaan dan Pustakawan, Guru, Mahasiswa Pendidikan sejarah, Tim Cagar Budaya, Pengurus Masjid dan Gereja, Ormas Partuha Maujana Simalungun (PMS), dan para pelajar.

(MZ)